Dilansir melalui laman resmi Magister Ilmu Hubungan Internasional, ada enam pilar dari integritas, yaitu kejujuran, konsisten, komitmen, obyektif, berani dan tegas, serta disiplin dan bertanggungjawab. Hal ini  dijelaskan dalam buku Dr. Abdullah Hehamahua yang berjudul “Integritas: Menyemai Kejujuran, Menuai Kebahagiaan”.

“Kesuksesan tidak semata diukur dari materi, namun juga sifat ‘qana’ah’ . Dalam Bahasa Denmark, ada istilah ‘Pyt’, yaitu menerima apa yang terjadi. Berapapun gaji anda, satu, lima, sepuluh juta, akan tidak terasa bila kita tidak memiiki sifat qana’ah. Kita masih mengingat, lima tahun yang lalu gaji seorang MK dapat mencapai 100 juta, namun tertangkap oleh KPK karena tidak qana’ah”, ungkap Dr. Abdullah Hehamahua, dalam acara seminar Bedah Buku pada hari Sabtu (12/5).

Menurutnya, krisis kejujuran dan hilangnya rasa malu terhadap kemaksiatan menandakan ada permasalahan pada ‘akidah’. Sedangkan sikap konsisten, adalah kesatuan dengan perbuatan, tabah, sederhana, optimis dan tetap berusaha, layaknya garis yang merupakan kumpulan dari titik-titik.

Dia melanjutkan, bahwa komitmen bisa dicontohkan seperti prilaku burung gagak dan pohon kelapa. Burung gagak adalah burung dengan tingkat kecerdasan yang tinggi. Di dalam komunitasnya, burung gagak yang curang akan dihukum, itulah law enforcement. Adapun dalam berkomitmen, kita juga harus menjadi seperti pohon kelapa, yang seluruh bagian pohonnya, akar, batang, buah, daunnya dapat memberikan manfaat.

Abdullah Hehamahua yang merupakan mantan penasehat KPK menyampaikan pandangannya mengenai konsep integritas dan kejujuran yang telah ia tuliskan dalam bukunya. Hadir juga sebagai pembedah, Dr. Surwandono, dan Dr. Arie Paksi sebagai moderator.

Latest News