Moderasi Keislaman dan Keindonesiaan

Desember 31, 2020 oleh :

Dikutip melalui laman resmi Doktor Politik Islam, Program Doktor Politik Islam-Ilmu Politik UMY bekerjasama dengan Pascasarjana UMY dan Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengadakan Webinar Refleksi Akhir Tahun dengan tema Moderasi Keislaman dan Keindonesiaan” Rabu (30/12) melalui Zoom Meeting dan live streaming YouTube.

Diawali sambutan dari Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P., IPM (Rektor UMY), lalu disambung Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof. Dr. Haedar Nashir, M.Si sebagai Keynote Speech.

Haedar mengatakan dalam kehidupan berbangsa, masyarakat Indonesia sudah moderat sejak awal. Ketika negara bernama Indonesia belum lahir, suku-suku telah berhubungan dalam interaksi yang adaptif. Perubahan agama yang dianut warga suku itupun, terjadi dalam proses yang damai. Semua terjalin hingga ketika para pemuka bangsa bertemu, dan sepakat hidup bersama dengan wadah Indonesia.

“Relasi antar etnik juga terjadi moderasi. Bagaimana mungkin sebuah etnik kecil yang bernama Melayu itu bahasanya dipungut menjadi bahasa nasional. Bukan bahasa Jawa sebagai subetnik terbesar. Ini menunjukkan proses moderasi yang luar biasa, dan inilah yang kemudian membentuk Indonesia,” Jelas Haedar Nashir.

Webinar kali ini turut mengundang Prof. Dr. H. Dadang Kahmad, M.Si (Ketua PP Muhammadiyah), Prof. Dr. Ahmad Najib Burhani, M.A (LIPI), M. Najib Azca, Ph.D (Sosiolog Universitas Gadjah Mada), Prof. Dr. Phil. Al Makin, S.Ag., M.A (Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) sebagai narasumber. serta dimoderatori langsung oleh Dr. Zuly Qodir, M.Ag (Kaprodi Doktor Politik Islam UMY).

Moderasi Islam atau Islam Wasathiyyah telah dipraktekkan oleh Nabi Muhammad ketika di Madinah. Saat itu, umat Islam bersama umat dari berbagai agama dan suku berhasil membuat kesepakatan untuk saling hidup bersama di bawah naungan Piagam Madinah, Ungkap Dadang.

Moderasi Islam juga merupakan bagian dari perwujudan Islam sebagai agama rahmat. “Etika universal dari Islam rahmatan lil alamin antara lain berupa sikap menghadirkan kebahagiaan bagi orang lain, membebaskan penderitaan orang lain, bahagia dalam kebahagiaan orang lain, memperlakukan semuanya dalam kasih yang sama,” papar Dadang Kahmad.

Diikuti lebih dari 500 peserta lewat Zoom Meeting dan lebih dari 200 orang menyaksikan Live YouTube Channel Doktor PI UMY. Acara berlangsung sangat aktif dengan berbagai pertanyaan kritis yang dilontarkan di kolom chat Zoom

Latest News