Diberitakan melalui website resmi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), kondisi pandemi Covid-19 di Indonesia kian hari kian memprihatinkan, terlebih sikap Pemerintah Indonesia yang kita lihat kurang tanggap dan terlalu banyak menggunakan narasi politis untuk menangani krisis yang sedang dihadapi. Alhasil banyak sektor yang tidak tertangani dengan baik, seperti pemberian edukasi kepada masyarakat tentang betapa pentingnya menjaga diri di masa pandemi. Hal itu mendasari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sebagai institusi pendidikan untuk ikut terbangun dan bergerak dalam memberikan edukasi, pendampingan, dan contoh kepada masyarakat melalui KKN Relawan Covid-19 yang secara resmi diterjunkan pada Sabtu (19/9) di Lantai Dasar Masjid KH. Ahmad Dahlan Kampus Terpadu UMY. Sebanyak 180 mahasiswa yang dibimbing oleh 30 dosen pendamping lapangan diterjunkan dalam program ini.

Rektor UMY Dr. Ir. Gunawan Budiyanto M.P. IPM menegaskan tugas KKN Relawan Covid-19 ini adalah untuk menggerakkan kesadaran dan kedisiplinan masyarakat dalam situasi Covid-19, karena sebenarnya hal itulah yang luput dari perhatian, sehingga KKN yang memang memiliki tujuan melakukan pengabdian kepada masyarakat harus menjadi pilar yang bergerak demi memutus mata rantai penyebaran virus. “UMY percaya penuh kepada mahasiswanya yang pasti memiliki kecerdasan rasional dan kecerdasan ilmu pengetahuan untuk menjalankan amanah ini. Itulah mengapa KKN ini diadakan agar seluruh lapisan sivitas akademika UMY bergerak. Kejelekan yang dimiliki orang Indonesia itu kurang disiplin dan kesadaran yang rendah, kalian harus menjadi contoh dan memberikan edukasi betapa pentingnya kedisiplinan dan kesadaran dalam hal penerapan protokol kesehatan dalam kebiasaan hidup sehari-hari,” paparnya.

Sejatinya dalam memerangi virus Covid-19 sudah ada rumus yang jelas tapi kebanyakan masyarakat Indonesia masih menyepelekan hal itu. “Transmisi baru akan terjadi kalau ada droplet yang jatuh ke bagian tubuh kita, baju, dan membuat kita terinfeksi, makanya gerakan 3M itu penting, tugas KKN ini adalah mensosialisasikan gerakan itu kepada masyarakat yaitu memakai masker, mencuci tangan (sesering mungkin), dan menjaga jarak. Kita menaruh harapan kepada kalian semua, karena dari Kementerian Kesehatan sendiri yang seharusnya memegang erat protokol kesehatan, menjadi Kementerian paling banyak pegawainya yang terinfeksi virus Covid-19. Ironis memang, mahasiswa di sini harus bisa memberikan contoh, memberikan edukasi, memberikan pendampingan, memberikan keteladanan kepada masyarakat untuk menerapkan 3M,” lanjut Gunawan.

KKN Relawan Covid-19 UMY ini akan dilaksanakan selama dua bulan, dimulai pada 21 September kemarin hingga 20 November mendatang. Mahasiswa akan difokuskan untuk melaksanakan program di lingkungan Kecamatan Kasihan, yang notabene UMY sudah pernah bekerjasama dengan Kantor Kecamatan Kasihan dalam program Kecamatan Kasihan Bermasker pada 9 September lalu. “UMY tidak memikirkan dirinya sendiri, melalui gerakan masyarakat Kasihan Bermasker beberapa waktu lalu kita memperhatikan lingkungan sekitar UMY. Sebagai bagian dari masyarakat yang berilmu, kami sudah melaksanakan kegiatan itu di kafe-kafe terdekat, dengan melibatkan Polsek, Koramil, dan pejabat Kecamatan. Itu semua dilakukan karena kami sayang kalian semua terutama mahasiswa yang beraktivitas di lingkungan Kasihan dan tidak menggunakan masker. Jadi, program itu harus dilanjutkan oleh kalian di KKN ini.”

Sementara itu, Dr. H. Agung Danarto M.Ag., Kepala Badan Pembina Harian UMY mengungkapkan bahwa keputusan tidak mudah ditempuh pihak kampus untuk menerjunkan mahasiswa sebagai KKN Relawan Covid-19, mengingat kasus Covid-19 di Indonesia sedang mengalami kenaikan yang begitu mengkhawatirkan. “Memang akan menjadi simalakama untuk UMY untuk menerjunkan KKN ini, di saat kasus Covid-19 sedang tinggi-tingginya, seperti yang kita tahu per hari terdapat kasus di atas 3.000, dengan jumlah total keseluruhan di atas 200.000, dan 30 juta di seluruh dunia. Di satu sisi kita ingin semua aman, tapi kalau tidak dilaksanakan KKN akan membuat kelulusan kalian tertunda, siapa yang akan mengedukasi masyarakat, sedangkan birokrasi Indonesia malah kacau, jadi untuk mengedukasi masyarakat ya siapa lagi kalau bukan kita. Tapi saya berpesan semua mahasiswa harus bisa menjaga diri, lindungi diri, lindungi teman, dan lindungi masyarakat.”

Selain itu Agung mengatakan bahwa adanya KKN ini bukan untuk mengorbankan mahasiswanya di tengah kondisi pandemi Covid-19. “Saat ini banyak tenaga kesehatan yang gugur, ini bukan dalam rangka kami mengorbankan kalian, tapi kami ingin kalian menjadi bagian dari masyarakat yang menyelamatkan bangsa dari bahaya Covid-19, agar penularan bisa diputus, sampai vaksin ditemukan. Ini menjadi tanggung jawab kita semua, mudah-mudahan adanya kegiatan ini memberikan manfaat untuk kita semua,” tukasnya yang sekaligus secara simbolis menerjunkan mahasiswa Relawan Covid-19 UMY. (Hbb)

Latest News