Diberitakan melalui laman resmi Doktor psikologi Pendidikan Islam, Program Doktor Psikologi Pendidikan Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta kembali menyelenggarakan Workshop dengan tajuk “Publikasi Artikel Ilmiah Pada Jurnal Internasional Bereputasi”. Kegiatan ini dilakasankan pada hari Sabtu (23/01) secara daring melalui media Zoom Meeting.

Ketua Program Studi, Dr. Abd. Madjid, M.Ag. dalam sambutannya menjelaskan bahwa tujuan dari workshop ini adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas publikasi riset yang dihasilkan oleh mahasiswa.

“Mahasiswa Program Doktor saat ini untuk bisa mendapatkan gelar doktor dituntut untuk bisa mempublikaiskan hasil risetnya pada jurnal internasional berputasi. Untuk dapat menembus jurnal internasional dibutuhkan cara dan trik khusus supaya artikel dapat memenuhi kriteria. Diadakannya workshop tersebut adalah wujud komitmen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dalam meningkatkan mutu pendidikan dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi Mahasiswa,” papar Madjid.

Adapun yang bertindak sebagai pembicara workshop adalah Prof. Dr. Burhan Nurgiyantoro, M.Pd. yang merupakan Editor in Chef Jurnal Cakrawala Pendidikan (Sinta1, Scopus Q3). Dalam materinya ia memaparkan bahwa untuk bisa menembus jurnal internasional bereputasi membutuhkan waktu dan proses yang cukup  panjang karena harus melewati proses review dari dari para ahli.

“Menulis jurnal yang bagus itu butuh membaca yang banyak, termasuk juga membaca jurnal-jurnal bagus yang sudah dimuat sebelumnya. Lebih dari itu proses menulis dan publikasi juga sangat panjang dan membutuhkan waktu, maka dari itu perlu untuk mempersiapkan jauh-jauh hari sebelumnya. Ketika jurnal belum atau tidak dimuat bukan artinya dunia kiamat, maka dari itu harus selalu berusaha dan sabar,” ungkap Prof. Burhan.

Dalam Hal Teknis, Prof Burhan mengajarkan secara umum judul yang baik mesti menarik, singkat, dan mencerminkan substansi isi artikel. “Rumusan judul sebaiknya tidak kaku seperti judul asli penelitian; namun diusahakan menjadi luwes dan memotivasi (merangsang) orang untuk membacanya. Lalu hilangkan lokasi penelitian jika tidak khas benar. Secara umum abstrak yang baik mesti mencerminkan substansi isi artikel. Sehingga penulisan abstrak sebaiknya diusahakan dapat memotivasi (merangsang) orang untuk membaca keseluruhan artikel,” imbuh Prof Burhan. (Falka)

Latest News